Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti Eijkman Ungkap Perjalanan Penanganan Virus Corona

image-gnews
Pekerja mengoperasikan kendaraan untuk menyemprtokan cairan desinfektan setelah meluasnya wabah virus corona baru di Wuhan, provinsi Hubei, China 10 Februari 2020. Korban meninggal akibat terinfeksi virus corona baru tercatat mencapai 1,013 orang. China Daily via REUTERS
Pekerja mengoperasikan kendaraan untuk menyemprtokan cairan desinfektan setelah meluasnya wabah virus corona baru di Wuhan, provinsi Hubei, China 10 Februari 2020. Korban meninggal akibat terinfeksi virus corona baru tercatat mencapai 1,013 orang. China Daily via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Frilasita Aisyah Yudhaputri memberikan apresiasi atas kerja sama Pemerintah Cina dan para penelitinya dalam menghadapi virus corona baru yang resmi diberi nama COVID-19. Menurutnya, penanganan yang dilakukan Cina cukup cepat.

Wanita yang biasa disapa Sisi itu, dalam acara Seminar Awam bertajuk ‘Menyikapi Virus Corona 2019-nCoV: dari Lembaga Eijkmam untuk Indonesia’ di Auditorium Auditorium Sitoplasma, Lembaga Eijkman, Jakarta Pusat, menceritakan kembali peristiwa-peristiwa penting dalam penanganan yang berawal dari Wuhan, Provinsi Hubei, Cina itu.

"Perjalanan awal dari COVID-19 itu pada 31 Desember 2019, WHO menerima informasi pertama dari Cina ada kluster pneumonia yang belum ketahuan apa. Dan pada 1 Januari 2020 setelah diinformasikan bahwa ada kluster pneumonia, pasar hewan di Wuhan yang dianggap sumber dari penyebaran virus tersebut ditutup," kata dia, Rabu, 12 Februari 2020.

Selama beberapa hari pemerintah Cina bekerja sama dengan peneliti setempat mencoba menskrining dan mengeliminasi kemungkinan-kemungkinan penyebab pneumonia, seperti virus respiratori, influenza, adeno, rhino atau bakteri dan hal lainnya.

"Hingga pada 7 Januari 2020, perlu diapresiasi cepat sekali, telah diidentifikasi dan diberi nama bahwa penyebab dari kluster tersebut adalah 2019-nCoV," ujar Sisi yang merupakan Koordinator Penelitian Emerging Virus Research Unit di Eijkman

Namun, lulusan Master of Biolomedical Science dari Monash University, Australia, itu cukup menyayangkan, karena pada 11 Januari 2020, beberapa hari berselang setelah ditemukannya dan bisa diidentifikasi virus tersebut, kasus kematian pertama di Cina itu terkonfirmasi, dan juga penyebaran di luar Cina.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tanggal 17 Januari 2020, berselang 10 hari dari ditemukan dan diidentifikasinya COVID-19 itu telah dipublikasi protokol cepat pertama, untuk mengidentifikasi COVID-19 yang dipublikasikan secara luas dan dapat diakses oleh semua orang.

"Saya apresiasi kembali. Kita perlu acungkan jempol atas kerja sama yang dilakukan para peneliti dan pemerintah di negara tersebut," kata wanita berambut panjang itu.

Setelah itu, virus COVID-19 terus menyebar ke berbagai negara dan dikonfirmasi semakin banyak yang terinfeksi. Akhirnya pada 23 Januari 2020 akses dari dan ke Wuhan ditutup, yang membuat kota tersebut seperti kota mati tanpa kehidupan.

"Dan 31 Januari 2020, WHO menetapkan wabah tersebut sebagai darurat kesehatan global atau wabah yang dapat menjadi masalah di dunia. Serta kemarin informasi terbaru WHO memberikan nama resmi COVID-19," tutur Sisi yang pernah mendapatkan penghargaan Fellowship Award dari South East Asia Infectious Disease Clinical Research Network (SEAICRN).

Hingga Rabu malam tadi, virus COVID-19 itu telah menewaskan sebanyak 1.018 orang, termasuk dua orang dari Filipina dan HongKong, dan terkonfirmasi telah menginfeksi 43.141 orang di 28 negara.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 menit lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?


Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 jam lalu

Booth BYD di PEVS 2024. (Foto: Gooto/Dimas Prassetyo)
Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.


Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

2 jam lalu

Jalan tol runtuh pada Rabu dini hari di Guangdong, Cina. Wang Ruiping/Xinhua
Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang


Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

3 jam lalu

Chen Qing Chen. Doc. BWF.
Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.


Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

6 jam lalu

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Mikrobiologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dede Heri Yuli Yanto. Dok. Humas BRIN
Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.


Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

10 jam lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).


Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

10 jam lalu

Kelompok lansia melakukan gerakan senam ringan pada peluncuran Gerakan Senam Sehat (GSS) Lansia di Jakarta, Senin (29/5). (ANTARA/Ahmad Faishal)
Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.


Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

21 jam lalu

Sebuah kapal berbendera Filipina (tengah) dihadang oleh kapal Penjaga Pantai Cina (kanan)dalam insiden yang mengakibatkan tabrakan antara kedua kapal, di perairan sengketa Laut Cina Selatan dalam tangkapan layar yang diperoleh dari video selebaran yang dirilis pada 22 Oktober 2023. Penjaga Pantai Cina/Handout melalui REUTERS
Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air


Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

23 jam lalu

Bendera AS dan logo TikTok terlihat melalui pecahan kaca dalam ilustrasi yang diambil pada 20 Maret 2024. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.


EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

Pesawat Terbang otonom eVTOL EHang 216-S. livescience.com
EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.